A.
Pabrik es
Pabrik es adalah suatu
unit produksi untuk membuat dan menghasilkan es dalam bentuk es balok ataupun
flake ice sebagai bahan pembantu untuk mendinginkan hasil perikanan dalam
rangka mempertahankan mutu ikan dan es kristal yang biasa digunakan untuk
minuman dingin.
Gambar 1. Produk pabrik es (balok dan kristal)
Pekerjaan pembangunan
pabrik es terdiri dari pekerjaan sipil yaitu bangunan pabrik dan pekerjaan
mekanikal yaitu instalasi unit refrigerasi atau unit pendingin dimana dalam
unit ini terjadi proses pendinginan/pembekuan bahan baku air menjadi es. Adapun
komponen yang di instal ini antara lain
adalah compressor, condensor, receiver,
evaporator (verdamper), brine tank (bak air garam), suction trap, accumulator,
oil separator, agitator, control valve dan instalasi listrik sebagai sumber
tenaga untuk menggerakan unit pendingin tersebut.
Secara teknis, jika seluruh
komponen yang di instal ini tidak sesuai dengan kapasitas yang telah ditentukan
(salah perhitungan), maka proses pembekuan air menjadi es tidak tercapai atau
proses pembekuannya memerlukan waktu yang cukup lama sehingga tidak efisien,
oleh karena itu; penentuan, perhitungan dan pemeriksaan spesifikasi teknis dari
komponen – komponen tersebut menjadi sangat penting. Jika tidak, maka hasil
yang diperoleh bukannya air beku (es) tapi hanya air dingin yang tidak
mempunyai nilai jual.
B.
Konstruksi pabrik es
Sebuah pabrik es pada
umumnya terdiri dari beberapa bagian yang menjadi satu dalam konstruksinya,
biasanya konstruksi dari pabrik es telah dirancang dan dibentuk bagian – bagian
secara terpisah satu per satu, setelah selesai semua bagian akan dirakit
menjadi satu di lokasi pabrik yang akan menjadi tempat memproduksi es.
Kontruksi dari sebuah
pabrik es yang dibahas disini adalah pabrik es yang berbentuk balok yang
nantinya digunakan dalam rangka menjaga mutu ikan dalam penjualan oleh nelayan
setelah diambil dari laut. Gambar dibawah adalah salah satu contoh dari
konstruksi sebuah pabrik es.
Gambar 2.
Konstruksi Pabrik Es
Dari gambar diatas
dapat dilihat bahwa konstruksi dari sebuah pabrik es terdiri dari beberapa
bagian yang dirangkai menjadi satu dan saling mendukung dalam proses produksi
air beku (es) dari berwujud air hingga berwujud padat. Banyaknya bagian dari
konstruksi pabrik es juga tergantung pada kapasitas pabrik tersebut, biasanya
terdiri dari :
a.
Brine tank
b.
Ice bucket/ice
can
c.
Can dump
d.
Evaporative coil
e.
Thawing tank
f.
Crane
g.
Water feeding
gadget
h.
Ice can filler
i.
Guiding rail
j.
Agitator
k.
Refrigeration
unit
l.
Electric control
box
C.
Mesin refrigerasi pabrik es
Mesin refrigerasi
adalah mesin yang memainkan peran utama dalam pabrik es, mesin ini
merupakan mesin yang dapat menciptakan
sebuah siklus bernama siklus refrigerasi, Refrigerasi adalah suatu proses penyerapan panas dari suatu zat atau
produk sehingga temperaturnya berada dibawah temperatur lingkungan. Mesin
refrigerasi atau disebut juga mesin pendingin adalah mesin yang dapat
menimbulkan efek refrigerasi tersebut, sedangkan refrigeran adalah zat yang
digunakan sebagai fluida kerja dalam proses penyerapan panas.
Gambar 3. Mesin
refrigerasi
Mesin refrigerasi pada
pabrik es termasuk kedalam aplikasi dari refrigerasi industri dimana
menggunakan media kompresi uap. Pabrik es menggunakan siklus refrigerasi
kompresi uap dalam sistem refirigerasinya. Pada sistem ini digunakan sistem pendinginan
tidak langsung dengan menggunakan media air garam sebagai media pendingin kedua
( secondary refrigerant ). Secondary refrigerant dibutuhkan pabrik es karena
pembekuan air dalam cetakan tidak dapat dilakukan langsung oleh evaporator
disebabkan karena terlalu besamya volume air yang harus didinginkan. Air garam digunakan
sebagai secondary refrigerant karena rnempunyai titik beku dibawah titik beku
air mentah dimana titik beku air garam ditentukan oleh jenis garam dan konsentrasi
garam. Satu siklus
refrigrasi kompresi uap adalah sebagai berikut:
a. Pemampatan
(kompresi). Uap refrigeran lewat panas bersuhu dan tekanan rendah yang berasal
dari proses pengupan dimampatkan oleh kompresor menjadi uap bersuhu dan
bertekanan tinggi agar kemudian mudah diembunkan, uap kembali menjadi cairan
didalam kondensor.
b. Pengembunan
(kondensasi). Proses pengembunan adalah proses pengenyahan atau pemindahan
panas dari uap refrigeran bersuhu dan bertekanan tinggi hasil pemampatan
kompresor ke medium pengembun di luar kondensor.
c. Pemuaian.
Pemuaian adalah proses pengaturan kesempatan bagi refrigeran cair untuk memuai
agar selanjutnya dapat menguap di evaporator.
d. Penguapan
(evaporasi), pada proses ini, refrigeran cair berada dalam pipa logam
evaporator mendidih dan menguap pada suhu tetap, walaupun telah menyerap
sejumlah besar panas dari lingkungan sekitarnya yang berupa zat alir dan pangan
dalam ruangan tertutup berinsulasi. Panas yang diserap dinamakan “panas laten
penguapan.
Gambar 4. Siklus Refrigerasi
D.
Sistem kontrol pabrik es
Sistem kontrol yang ada
di pabrik es adalah komponen – komponen pada mesin refrigerasi yang melakukan
pengontrolan pada aliran refrigerant yang digunakan sebagai media pendingin
pada mesin refrigerasi pabrik es. Komponen atau bagian peralatan pada sistem
refrigerasi pabrik es sama seperti pengontrolan refrigerasi pada umumnya, yaitu
yang berperan melakukan pengontrolan terhadap aliran refrigerant supaya
penggunaannya dalam melakukan pendinginan hingga air menjadi es adalah katub
ekspansi. Katup expansi berfungsi untuk mengatur refrigeran yang masuk ke
evaporator. Katup expansi dilengkapi pegas katup, bola thermal, dan diafragma.
Katup ditekan oleh pegas agar selalu menutup sedangkan bola thermal selalu
berusaha mendorong katup untuk membuka.
Diafragma terletak di atas katup expansi dan berhubungan dengan pena
penggerak katup. Jika pena katup turun, maka katup akan membuka dan sebaliknya
apabila kompresor hidup, maka aliran refrigeran cair yang bertekanan tinggi masuk
dan katup jarum akan membuka lebar. Ketika kevakuman pada saluran masuk, besar
tekanan dalam bola thermal sangat tinggi , kemudian tekanan ini diteruskan oleh
diafragma lewat pipa kapiler. Tekanan bola thermal dalam diafragma melawan
tekanan pegas katup dan tekanan pipa equalizer sampai diafragma melengkung.
Lengkungan diafragma tersebut diteruskan ke katup dengan perantaraan pena
penggerak. Katup membuka dan refrigeran dalam evaporator naik karena dipanasi
oleh udara hangat yang melewati evaporator, akibatnya refrigeran mendidih dan
menjadi gas. Gas refrigeran tersebut mengalir menuju saluran pemasukan
pemasukan ke kompresor. Walau sedang mendidih suhunya tetap dingin dan membantu
mendinginkan bola thermal sehingga akan mengurangi tekanan pada diafragma. Kontrol
aliran refrigerant yang biasa digunakan pada system refrigerasi adalah sebagai
berikut :
a. Pipa Kapiler
Pipa kapiler adalah pipa tembaga dengan diameter lubang
kecil dan panjang tertentu. Besarnya tekanan pipa kapiler bergantung pada
ukuran diameter lubang dan panjang pipa kapiler. Pipa kapiler diantara
kondensor dan evaporator Refrigeran yang melalui pipa kapiler akan mulai
menguap. Selanjutnya berlangsung proses penguapan yang sesungguhnya di
evaporator. Jika refrigeran mengandung uap air, maka uap air akan membeku dan
menyumbat pipa kapiler. Agar kotoran tidak menyumbat pipa kapiler, maka pada
saluran masuk pipa kapiler dipasang saringan yang disebut strainer.
Ukuran diameter dan panjang pipa kapiler
dibuat sedemikian rupa, sehingga refrigeran cair harus menguap pada akhir
evaporator. Jumlah refrigeran yang berada dalam sistem juga menentukan sejauh
mana refrigeran di dalam evaporator berhenti menguap, sehingga pengisian
refrigeran harus cukup agar dapat menguap sampai ujung evaporator.
Bila pengisian kurang, maka akan terjadi pembekuan pada
sebagian evaporator. Bila pengisian berlebih, maka ada kemungkinan refrigeran
cair akan masuk ke kompresor yang akan mengakibatkan rusaknya kompresor. Jadi
sistem pipa kapiler mensyaratkan suatu pengisian jumlah refrigeran yang tepat.
Gambar 5. Pipa Kapiler
b.
Automatic Expansion Valve
jenis kontrol aliran
ini dirancang untuk menjaga tekanan yang konstan pada evaporator, jika pada
beban normal evaporator tidak seluruhnya membeku, maka atur atau buka katup lebih
lebar dengan mengatur adjusting screw. Sebaliknya jika pada beban
normal, evaporator membeku hingga mencapai suction line maka tutup katup lebih
kecil dan jika sudah minimum maka masalahnya terdapat pada refrigerant yang
terlalu banyak.
Beberapa katup ekspansi yang peka terhadap perubahan beban, antara lain
adalah katup ekspansi otomatis (AXV) yang menjaga agar tekanan hisap atau
tekanan evaporator besarnya tetap konstan.Bila beban evaporator bertambah maka
temperatur evaporator menjadi naik karena banyak cairan refrigeran yang menguap
sehingga tekanan di dalam saluran hisap (di evaporator) akan menjadi naik pula.
Akibatnya “bellow” akan bertekan ke atas hingga lubang aliran refrigeran akan
menyempit dan ciran refrigeran yang masuk ke evaporator menjadi berkurang.
Keadaan ini menyebabkan tekanan evaporator akan berkurang dan “bellow” akan
tertekanan ke bawah sehingga katup membuka lebar dan cairan refrigeran akan
masuk ke evaporator lebih banyak. Demikian seterusnya.
Gambar 6. Automatic Expansion Valve
c. Thermostatic Expansion valve
kontrol aliran jenis ini adalah kontrol aliran yang
mengatur temperatur superheat. Kontrol aliran jenis ini paling banyak digunakan
karena paling mudah diatur, laju aliran tertutup pada saat off-cycle dan secara
otomatis dapat mengatur laju aliran refrigerant berdasarkan superheat pada
keluaran evaporator.
Jika AXV bekerja untuk mempertahankan tekanan konstan di
evaporator, maka katup ekspansi termostatik (TXV) adalah satu katup ekspansi
yang mempertahankan besarnya panas lanjut pada uap refrigeran di akhir
evaporator tetap konstan, apapun kondisi beban di evaporator. Cara kerja TXV
adalah sebagai berikut :
Jika beban bertambah, maka cairan refrigran
di evaporator akan lebih banyak menguap, sehingga besarnya suhu panas lanjut
dievaporator akan meningkat. Pada akhir evaporator diletakkan tabung sensor
suhu (sensing bulb) dari TXV tersebut. Peningkatan suhu dari evaporator akan
menyebabkan uap atau cairan yang terdapat ditabung sensor suhu tersebut akan
menguap (terjadi pemuaian) sehingga tekanannya meningkat. Peningkatan tekanan
tersebut akan menekan diafragma ke bawah dan membuka katup lebih lebar.
Hal ini menyebabkan cairan refrigeran yang berasal dari
kondensor akan lebih banyak masuk ke evaporator. Akibatnya suhu panas lanjut di
evaporator kembali pada keadaan normal, dengan kata lain suhu panas lanjut di
evaporator di jaga tetap konstan pada segala keadaan beban.
Gambar 7. Thermostatic Expansion Valve
E.
Pengoperasian pabrik es
Pada tahap operasi, proses pembuatan
es dilakukan terus
menerus sesuai dengan kapasitas pabrik es sendiri. Bahan baku yang digunakan adalah air yang
bersumber dari mata air pegunungan ataupun sumur bor yang dibuat di sekitar
lokasi pabrik es berdiri. Pengoperasian pabrik es bertujuan untuk menghasilkan
air beku yang akan digunakan sesuai kebutuhan akan es tersebut, dalam
mekanismenya pembuatan es ini memiliki dua siklus yaitu siklus air dan siklus
refrigeran
a.
Siklus air
Bahan baku
yang diperlukan untuk
membuat es balok
adalah air yang diperoleh dari sumur bor atau mata air
sesuai kapasitas dari pabrik. Bahan baku lain yang digunakan dalam
pengoperasian pabrik es
adalah garam untuk membuat brine (air garam).
Prinsip dasar produksi
es balok adalah
pembekuan air dengan memakai media larutan
garam (brine) yang memiliki suhu
mendekati titik beku larutannya. Proses
pendinginan brine
menggunakan bantuan sirkulasi refrigerant ammonia.
Mekanisme proses
pabrik es dijelaskan
sebagai berikut: Air sumur
bor disedot dengan mesin
pompa (sub mersible pump).
Lalu, disalurkan ke bak penampungan
air, kemudian dialirkan
ke bak pengisian
air. Dalam pengisian air
ke dalam cetakan
air yang masuk
diatur oleh katup
tangan dan pipa-pipa yang
sudah diarahkan ke
cetakan es. Cetakan
es tersebut diisi air dalam
jumlah yang tidak penuh, yaitu kurang dari 15 cm permukaan atas cetakan.
Gambar 8.
Cetakan es / ice can
Hal ini dilakukan agar
air garam yang ada di bak pendingin tak bercampur dengan air di cetakan. Air
yang dimasukkan ke dalam cetakan mempunyai temperatur 30 oC.
Selanjutnya ice candimasukkan sebagian permukaannya kedalam larutan garam dalam
freezing tank (tangki pendingin).
Kadar garam tersebut kurang
dari -18 oC, maka seolah-olah
air garam tersebut menjadi beku.
Apabila kadar air garam
melebihi 20oC,maka
keadaan es akan sangat keras (sulit
cair) karena melebihi titik beku. Kemudian
cetakan es tersebut
direndam di dalam
bak pendinginan yang berisi
air garam dengan suhu
awal air cetakan
adalah 30oC. Lamanya pembekuan untuk es balok dengan berat
50 kg adalah 18 –24jam. Pada saat
cetakannya direndam, permukaan
air garam harus
tinggi dari permukaan air
yang berada dalam
cetakan dengan tinggi
lebih kurang 8 centimeter. Bila suhu dingin tidak mencapai
-8 – -12oC, maka es tersebut tidak
akan menjadi beku.
Hal ini disebabkan
refrigerant yang mengalir kurang. Sedangkan apabila
temperaturnya melebihi 12oC maka es tersebut akan rapuh karena
perbedaan suhu yang tinggi dengan brine (air garam).
b. Siklus
refrigerant (amonia)
Brine didinginkan
dengan menggunakan bantuan
refrigerant ammonia.
Pada siklus
ini, pendinginan dilakukan
secara tidak langsung (indirect expansion coil) karena
evaporator di sistem tidak langsung mendinginkan air yang ada di cetakan, tapi
melalui zat cair perantara yaitu larutan garam (NaCl). Fluida refrigerant yang
digunakan adalah amonia (NH3). Amonia dapat
mendinginkan es karena
ada kompressor yang
berfungsi untuk menekan
amonia, sehingga pada
saat ekspansi dan
dialirkan ke seluruh sistem dapat
menjadi pendingin. Alat pemindah
panas dari sistem refrigerasi ke
media pendingin disebut
kondensor. Kondensor ini digerakkan oleh motor penggerak dengan
sumber daya listrik. Sedangkan amonia dilewatkan melalui katup ekspansi untuk
menurunkan tekanan sehingga
temperaturnya turun sampai
ke tekanan evaporator.
Gambar 9. Siklus
refrigerasi
Katup ekspansi
merupakan cara sangat
sederhana dalam menurunkan tekanan dan
mengalirkan refrigerant ke evaporator. Pada
katup ekspansi akan terjadi perubahan fasa dari cairan tekanan tinggi
menjadi cairan tekanan rendah yang mengalir ke vendamper. Vendamper fungsinya sebagai penyerap panas dari produk atau air garam dan memberi dingin pada
produk refrigeran amonia uap bertekan rendah. Di dalam vendamper terjadi
perpindahan kaloryang ada dicetakan dipindahkan/dilepaskan ke larutan garam
secara konduksi.Dengan demikian, es balok yang telah selesai diangkat
menggunakan hoist crane dan dimasukkan ke dalam ice storage.
Hal – hal penting yang
perlu diperhatikan dalam proses produksi
a.
Kualitas air
bahan baku sesuai ketentuan air bersih Permenkes
b.
Pengadaan
kompresor sesuai kebutuhan pendingin
c.
Pembuatan
brine tank harus sesuai
standar untuk menghindari kebocoran
s
ReplyDeleteMesin Es balok
ReplyDeleteLebih tepatnya mesin es balok
Deletetrimakasih min...
ReplyDeletesaya jual kimia untuk scaling condensor
PT Deltapuro Indonesia menyediakan Brine Tank mulai dari kapasitas 60 liter sampai 200 liter, yang terdiri dari dua model yaitu model Square dan model Round
ReplyDelete