1.
Karakteristik lokasi pemasangan sistem pembumian
Lokasi
pemasangan sistem pembumian harus memperhatikan beberapa aspek, selain aspek
estetika keindahan yang tidak mengganggu desain dari sebuah gedung yang
memiliki sistem pembumian. Pemilihan lokasi untuk melakukan pemasangan sistem
pembumian, berdasarkan karakteristik tanah hendaknya memperhatikan kondisi
seperti yang dijelaskan pada tabel dibawah ini.
Jenis Tanah
|
Tahanan jenis tanah
RE (MΩ)
|
Tahanan Pentanahan
|
|||||
Kedalaman elektroda
ke tanah (meter)
|
Potongan pentanahan
(meter)
|
||||||
3
|
6
|
10
|
5
|
10
|
20
|
||
Tanah lembab,
seperti rawa
|
30
|
10
|
5
|
3
|
12
|
6
|
3
|
Tanah pertanian,
tanah liat
|
100
|
33
|
17
|
10
|
40
|
20
|
10
|
Tanah liat berpasir
|
150
|
50
|
25
|
15
|
60
|
30
|
15
|
Tanah lembab
berpasir
|
300
|
66
|
33
|
20
|
80
|
40
|
20
|
Campuran 1:5
|
400
|
-
|
-
|
-
|
160
|
80
|
40
|
Kerikil lembab
|
500
|
160
|
80
|
48
|
200
|
100
|
50
|
Tanah kering
berpasir
|
1000
|
330
|
165
|
100
|
400
|
200
|
100
|
Kerikil kering
|
1000
|
330
|
165
|
100
|
400
|
200
|
100
|
Tanah berbatu
|
30000
|
1500
|
500
|
300
|
1200
|
600
|
300
|
Batu karang
|
107
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Dari
tabel diatas dapat dilihat bagaimana karakteristik tanah yang bagus untuk
dijadikan lokasi sebagai penanaman sistem pembumian. Jadi setiap jenis tanah
yang akan dijadikan lokasi sistem pembumian memiliki tahanan jenis tanah yang
berbeda, tahanan jenis inilah yang mempengaruhi kedalaman penanaman elektroda.
Ada beberapa aspek yang mempengaruhi tahanan jenis tanah ini selain jenis tanah
itu sendiri:
a.
Kadar air
b.
Mineral/garam
c.
Derajat keasaman
d.
Tekstur tanah
2.
Komponen Pemasangan Sistem Pembumian.
a.
Copper Butter
Connector.
Copper
Butter Connector merupakan komponen pembumian yang menghubungkan bagian –
bagian pembumian dengan kabel sistem pembumian, kabel pada sistem pembumian
tidak boleh putus dan tidak boleh tersambung dengan kabel yang lain.
Karakteristik pemasangan dari komponen pembumian yang satu ini adalah
menyambungkan antar kabel atau antara kabel dan bus bar grounding
Gambar
1. Copper butter connector
b.
Ground Rod
Drilling Head.
Karakteristik
dari pemasangan komponen ini adalah terpasang di bagian paling bawah copper rod
atau dapat disebut juga dengan ground rod yang akan ditanamkan ke dalam tanah.
Ground rod drilling head ini memiliki ujung yang runcing sehingga ground rod
atau copper rod tersebut akan cepat masuk kedalam tanah ketika di dorong dengan
alat pendorong (bor). Karakteristik ujung alat ini yang runcing juga dapat
menghindari kerusakan copper rod dalam proses pembumian.
Gambar
2. Ground rod drilling head
c.
Ground Rod
Driver Head.
Ground
rod drive head ini terpasang pada bagian
atas dari copper rod atau ground rod. Karakteristik dari bagian ini yang kuat
sehingga dapat berfungsi untuk menghindari copper rod atau groun rod bagian
atas dari kerusakan saat akan dimasukkan ke dalam tanah. Saat dipukulkan ke
dalam tanah copper rod tidak akan rusak karena ground rod driver head ini
terpasang pada bagian paling atas batang sistem pembumian.
Gambar
3. Ground rod driver head
d.
Ground Rod
Coupler.
Kebutuhan
akan sistem pembumian yang maksimal membuat ground rod atau copper rod harus
disambungkan menjadi beberapa segmen supaya kedalaman sistem pembumian untuk
mendapatkan tahanan tanah yang baik, oleh karena itu ground rod coupler
merupakan komponen dari batang pembumian yang berfungsi untuk menyambung
beberapa ground rod atau copper rod supaya kedalaman sistem pembumian dapat
tercapai. Karakteristik komponen ini yaitu memiliki dua ulir bagian atas dan
bawah untuk meyambungkan beberapa batang ground rod. Panjang batang ground rod
pada umumnya adalah 4 meter, jika pembumian yang diinginkan sedalam 12 meter
jadi harus menggunakan coupler ini untuk menyambungkannya.
Gambar
4. Ground rod coupler
e.
Bentonit.
Karakteristik
dari bentonit ini adalah berupa lempung atau tanah liat yang mengandung
monmorillonit dan termasuk dalam kelompok dioktohedral. Pengaplikasian bentonit
ini di dalam sistem pembumian adalah untuk membantu menurunkan nilai resistansi
atau tahanan tanah. Bentonit digunakan saat pembumian jika sudah tidak ada cara
lain untuk menurunkan nilai resistansi. Cara lain untuk menurunkan resistan
yang biasa dilakukan adalah dengan menggunakan cara paralel grounding atau dengan multi grounding
system.
Gambar
5. Bentonit
a.
Bus Bar
Grounding.
Karakteristik
busbar pada sistem pembumian berbentuk plat yang terbuat dari tembaga atau
logam yang berfungsi sebagai konduktor yang digunakan sebagai titik temu antara
dua kabel yaitu kabel penyalur pada bangunan dan kabel grounding yang
berhubungan langsung dengan elekroda sistem pembumian. Dengan karakteristik bus
bar ini yang panjang seperti rel jadi pemaasangan grounding bisa lebih dari
satu grounduing, beberapa grounding bisa disatukan ke satu sistem pembumian,
seperti pembumian instalasi litrik bangunan dan penangkal petir.
Gambar
6. Bus bar grounding
a.
Kabel Grounding
Ada
dua jenis kabel yang biasanya terpasang pada sistem pembumian, dua jenis kabel
ini memiliki karakteristik yang berbeda. Jenis kabel yang pertama yaitu kabel
baja, kabel ini memiliki karakteristik yang sangat kuat dan juga memiliki daya
hantar yang baik sehingga banyak digunakan sebagai kawat petir dan juga sebagai
kawat pentanahan. Kabel yang kedua yaitu kabel brons, karakteristik kabel ini
memiliki kekuatan mekanikal yang lebih besar, namun memiliki daya hantar yang
rendah. Kabel ini banyak terpasang pada kawat pentanahan karena kekuatan
mekanikal yang besar.
Gambar
7. Kabel baja dan kabel brons
Komponen
– komponen diatas dapat disambungkan menjadi batang pembumian yang akan
dimasukkan kedalam tanah. Gambar dibawah ini memperlihatkan penggabungkan
beberapa komponen pembumian hingga menjadi batang pembumian.
Gambar
8. Batang elektroda pembumian
Dari
gambar bisa dilihat, dari penggabungan dari ground rod drilling head, ground
rod, ground rod coupler, dan ground rod drive head dapat menjadi batang sistem
pembumian. Panjang dari batang sistem pembumian ini akan mempengaruhi nilai
resistansi tanah yang akan didapatkan, jika hanya memungkinkan untuk
menggunakan single grounding, panjang batang pembumian dapat ditingkatkan
dengan menambah jumlah ground rod dan coupler.
3.
Karakteristik pemasangan sistem pembumian single grounding.
Pemasangan
sistem pembumian yang hanya terdiri dari satu buah titik penanaman batang atau rod dikenal dengan istilah single grounding. Karakteristik dari
pemasangan sistem pembumian ini adalah hanya dengan menanam satu buah batang
pembumian atau sistem tunggal. Karakteristik tanah yang cocok dengan pemasangan
sistem ini adalah tanah yang memiliki ciri yang konduktif. Tanah yang konduktif
dalam sistem pembumian yaitu tanah yang mudah untuk mendapatkan nilai
resistansi pembumian di bawah 5 ohm dengan satu buah ground rod.
Gambar
9. Pemasangan single grounding
Dari
gambar diatas dapat dilihat bahwa karakteristik pemasangan sistem pembumian
dengan single grounding ini hanya menggunakan satu batang pembumian yang
tertancap ke tanah.
4.
Karakteristik pemasangan sistem pembumian paralel grounding.
Karakteristik
pemasangan sistem pembumian dengan cara paralel ini yaitu menambahkan ground
rod ke dalam tanah dan dihubungkan ke busbar tetapi tetap terhubung ke kabel
grounding batang pembumian yang telah dimasukan pertama. Pemasangan grounding
yang seperti ini dilakukan jika pemasangan pembumian dengan sistem single
grounding masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan (nilai tahanan sebaran
pada tanah kurang dari 5 ohm). Pemasangan antar batang pembumian yang di
paralelkan harus memiliki jarak minimal 3 meter antar batang.
Gambar
10. Pemasangan paralel grounding
Semakin jauh jarak
antara ground rod atau batang pembumian, maka akan semakin bagus dalam
mengatasi terjadinya fail over jika salah satu ground rod tidak berfungsi.
Karakteristik pemasangan sistem pembumian seperti memungkin kita untuk bisa
menambah ground rod jika belum mencapai hasil maksimal. Penambahan ground rod
pada karakteristik pemasangan pembumian seperti ini dapat juga ditanam mendatar
dengan kedalaman tertentu, bisa mengelilingi bangunan membentuk cincin atau
cakar ayam. Kedua cara pemasangan baik membentuk cincin maupun cakar ayam dapat
dilakukan bersamaan dengan acuan nilai resistansi pembumian kurang dari 5 ohm
setelah pengukuran dengan earth ground tester
5.
Karakteristik pemasangan sistem pembumian maximum grounding.
Karakteristik
pemasangan sistem pembumian dengan cara ini dapat dilakukan dengan cara anyaman
grounding atau bisa disebut juga dengan grounding mesh yang merupakan ayaman
kawat tembaga (kabel grounding) yang saling berhubungan satu sama lain. Kawat
yang dianyam ini ditimbun dalam galian sedalam 50 cm dan tanah timbunan kawat
tembaga ini digunakann tanah humus dan tanah liat.
Gambar 11. Pemasangan maximum grounding dengan
anyaman kawat tembaga
pembumian ini untuk yang anti petir kan ya bang?
ReplyDelete