A.
Pengertian
Relay dan Fungsinya
Relay adalah saklar mekanik yang
dikendalikan atau dikontrol secara elektronik (elektro magnetik). Saklar pada
relay akan terjadi perubahan posisi OFF ke ON pada saat diberikan energi
elektro magnetik pada armatur relay tersebut. Relay pada dasarnya terdiri dari
2 bagian utama yaitu saklar mekanik dan sistem pembangkit elektromagnetik
(induktor inti besi). saklar atau kontaktor relay dikendalikan menggunakan
tegangan listrik yang diberikan ke induktor pembangkit magnet untuk menrik
armatur tuas saklar atau kontaktor relay. Relay
menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low
power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu
menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk
menghantarkan listrik 220V 2A.
Dibawah ini adalah gambar bentuk Relay dan Simbol Relay yang
sering ditemukan di Rangkaian Elektronika.
Gambar 1. Bentuk Relai Mekanik dan Simbolnya
B. Prinsip Kerja Relay
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar
yaitu :
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Berikut ini merupakan
gambar dari bagian-bagian Relay :
Gambar 2. Struktur Relay Mekanik
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri
dari 2 jenis yaitu :
1.
Normally
Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE
(tertutup)
2.
Normally
Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi
OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi
(Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk
mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka
akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah
dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang
dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature
tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak
terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali
lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik
Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang
relatif kecil.
C. Jenis
dan Aplikasi Relai
Karena Relay
merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang
dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan
singkat mengenai Istilah Pole and Throw :
§ Pole :
Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah
relay
§ Throw :
Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
Berdasarkan
penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat
digolongkan menjadi :
1.
Single Pole Single Throw (SPST) :
Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2
Terminalnya lagi untuk Coil.
2.
Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay
golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya
lagi untuk Coil.
3.
Double Pole Single Throw (DPST) :
Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri
dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay
DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
4.
Double Pole Double Throw (DPDT) :
Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6
Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single)
Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.
Selain Golongan Relay diatas, terdapat
juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT
(Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain
sebagainya.
Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan
Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :
Gambar 3. Pole dan Throw pada Relay
Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay
Beberapa fungsi
Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika diantaranya
adalah :
1. Relay
digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
2. Relay
digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time
Delay Function)
3. Relay
digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal
Tegangan rendah.
4. Ada
juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari
kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).
No comments:
Post a Comment