A.
Pengenalan
SCADA
SCADA kependekan
dari Supervisory Control
and Data Acquisition merupakan sebuah
sistem yang mengawasi
dan mengendalikan peralatan
proses yang tersebar secara geografis.
Alasan
digunakannya SCADA adalah
karena adanya kebutuhan
untuk melakukan pengawasan langsung
dari penyaluran tenaga
listrik, yaitu dengan melakukan pengumpulan informasi
keadaan peralatan atau perangkat di lapangan dan mengambil
tindakan atas informasi
tersebut secara remote
atau jarak jauh secara real time dan terpusat.
Suatu sistem
SCADA terdiri dari sejumlah RTU (Remote Terminal Unit), sebuah Master Station/
RCC (Region Control Center), dan jaringan telekomunikasi data antara RTU dan
Master Station. Nah dalam komunikasi antara Master Station (MS) dengan setiap
Remote Terminal Unit (RTU) dilakukan melalui media yang bisa berupa fiber
optik, PLC (power line carrier), atau melalui radio, dimana dalam hal ini data
dikirimkan dengan protokol tertentu (biasanya tergantung vendor SCADA yang
dipakai) misalnya Indactic 33, IEC-60870, dll. Sistim ini banyak dipakai di
lapangan produksi minyak dan gas (Upstream),Jaringan Listrik Tegangan Tinggi (Power
Distribution) dan beberapa aplikasi sejenis dimana sistem dengan konfigurasi
seperti ini dipakai untuk memonitor dan mengontrol areal produksi yang tersebar
di area yang cukup luas.
Istilah SCADA, DCS (Distributed Control
System), FCS dan PLC (Programmable Logic Control ) saat ini sudah menjadi agak
kabur karena aplikasi yang saling tumpang tindih. Walaupun demikian kita masih
bisa membedakan dari arsitektur-nya yang serupa tapi tak sama. Sesuai dengan
rancang bangun awalnya, DCS lebih berfungsi baik untuk aplikasi kontrol proses,
sedangkan SCADA lebih berfungsi baik untuk aplikasi seperti istilah diterangkan
diatas.
Ada dua elemen dalam Aplikasi SCADA, yaitu:
1.
Proses,
sistem, mesin yang akan dipantau dan dikontrol – bisa berupa power plant,
sistem pengairan, jaringan komputer, sistem lampu trafik lalu-lintas dan
lain-lain.
2.
Sebuah
jaringan peralatan ‘cerdas’ dengan antarmuka ke sistem melalui sensor dan
luaran kontrol. Dengan jaringan ini, yang merupakan sistem SCADA, membolehkan
Anda melakukan pemantauan dan pengontrolan komponen-komponen sistem tersebut.
Biasanya, SCADA digunakan
untuk melakukan proses industri yang kompleks secara otomatis, menggantikan
tenaga manusia (bisa karena dianggap berbahaya atau tidak praktis – konsekuensi
logis adalah PHK), dan biasanya merupakan proses-proses yang melibatkan
faktor-faktor kontrol yang lebih banyak, faktor-faktor kontrol gerakan-cepat
yang lebih banyak, dan lain sebagainya, dimana pengontrolan oleh manusia
menjadi tidak nyaman lagi.
Sebagai contoh, SCADA
digunakan di seluruh dunia misalnya untuk:
1.
Penghasil, transmisi dan distribusi listrik: SCADA digunakan untuk
mendeteksi besarnya arus dan tegangan, pemantauan operasional circuit breaker,
dan untuk mematikan/menghidupkan the power grid;
2.
Penampungan dan distribusi air: SCADA digunakan untuk pemantauan dan
pengaturan laju aliran air, tinggi reservoir, tekanan pipa dan berbagai macam
faktor lainnya
3.
Bangunan, fasilitas dan lingkungan: Manajer fasilitas menggunakan SCADA
untuk mengontrol HVAC, unit-unit pendingin, penerangan, dan sistem keamanan.
4.
Produksi: Sistem SCADA mengatur inventori komponen-komponen, mengatur
otomasi alat atau robot, memantau proses dan kontrol kualitas.
5.
Transportasi KA listrik: menggunakan SCADA bisa dilakukan pemantauan dan
pengontrolan distribusi listrik, otomasi sinyal trafik KA, melacak dan
menemukan lokasi KA, mengontrol palang KA dan lain sebagainya.
6.
Lampu lalu-lintas: SCADA memantau lampu lalu-lintas, mengontrol laju
trafik, dan mendeteksi sinyals-sinyal yang salah.
B.
Fungsi Dasar SCADA
1.
Telemetering
(TM)
Mengirimkan informasi berupa
pengukuran dari besaran-besaran listrik pada
suatu saat tertentu,
seperti : tegangan,
arus, frekuensi. Pemantauan
yang dilakukan oleh dispatcher diantaranya menampilkan daya nyata dalam
MW, daya reaktif dalam Mvar,
tegangan dalam KV,
dan arus dalam
A. Dengan demikian dispatcher dapat
memantau keseluruhan
informasi yang dibutuhkan
secara terpusat.
2. Telesinyal (TS)
Mengirimkan sinyal yang
menyatakan status suatu
peralatan atau
perangkat. Informasi
yang dikirimkan berupa status pemutus
tegangan, pemisah, ada
tidaknya alarm, dan
sinyal-sinyal lainnya. Telesinyal
dapat berupa kondisi suatu peralatan tunggal, dapat pula
berupa pengelompokan dari sejumlah kondisi. Telesinyal dapat dinyatakan secara
tunggal (single indication) atau ganda (double indication). Status peralatan dinyatakan
dengan cara indikasi
ganda. Indikasi tunggal untuk
menyatakan alarm.
Operasional
SCAOperasional
SC
3.
Telekontrol
(TC)
Perintah untuk membuka atau
menutup peralatan sistem
tenaga listrik dapat dilakukan
oleh dispatcher secara remote, yaitu hanya dengan menekan salah satu tombol
perintah buka/tutup yang ada di dispatcher.
C.
Fungsi Utama
SCADA
Untuk dapat menjalankan
tugasnya, dispatcher dibantu
oleh sistem SCADA yang
terintegrasi yang berada
di dalam suatu
ruangan khusus yang disebut Control Center. Ruangan tersebut
adalah ruangan dimana ditempatkannya perangkat-perangkat komputer
yang disebut Master
Station. Sedangkan fungsi utama dari sistem SCADA adalah sebagai
berikut:
1.
Akuisisi
Data
Informasi pengukuran dari
sistem tenaga listrik
seperti tegangan, daya aktif, dan frekuensi disimpan dan
diproses secara real time, sehingga setiap
ada perubahan nilai dari pengukuran dapat langsung dikirim ke master station.
2.
Konversi
Data
Data pengukuran dari sistem tenaga listrik seperti tegangan, daya aktif,
dan frekuensi yang diperoleh
tranducerawalnya berupa data analog untuk kemudian data tersebut dikirim
oleh tranduser ke RTU. Oleh RTU data yang awalnya berupa data analog diubah
menjadi data digital. Sehingga data yang dikirimkan ke master station berupa
data digital.
3.
Pemrosesan
Data
Setiap data yang dikirim oleh RTU akan diolah di master station, sehingga
data tersebut bisa
langsung ditampilkan ke
layar monitor dan
dispatcher bisa membaca data-data
tersebut.
4.
Supervisory
Data
Dispatcher dapat mengawasi
dan mengontrol peralatan
sistem tenaga listrik. Supervisory
control selau menggunakan operasi
dua tahap untuk meyakinkan keamanan operasi, yaitu
pilihan dan tahap eksekusi.
5.
Pemrosesan
Event dan Alarm
Event adalah setiap kejadian dari kerja suatu peralatan listrik yang
dicatat oleh SCADA. Misalnya, kondisi
normally close (N/C) dan kondisi
normally open (N/O).
Sedangkan alarm adalah
indikasi yang menunjukkan
adanya perubahan status di
SCADA. Semua status
dan alarm pada
telesinyal harus diproses
untuk mendeteksi setiap perubahan
status lebih lanjut
untuk event yang
terjadi secara spontan atau
setelah permintaan remote control yang dikirim dari control center.
6.
Tagging
(Penandaan)
Tagging adalah indikator pemberi tanda, seperti tanda masuk atau keluar.
Tagging sangat bermanfaat untuk dispatcher di control center. Tagging digunakan
untuk menghindari beroperasinya peralatan yang diberi tanda khusus, juga untuk
memberi peringatan pada kondisi yang diberi tanda khusus.
7.
Post Mortem
Review
Melakukan rekonstruksi bagian dari sistem yang dipantau setiap saat yang
akan digunakan untuk
menganalisa setelah kejadian.
Untuk melakukan hal ini,
control center mencatat
terus menerus dan
otomatis pada bagian
yang telah didefinisikan dari
data yang diperoleh. Post mortem review mencakup dua fungsi, yaitu pencatatan
dan pemeriksaan.
D. Manfaat
SCADA
Berikut ini
beberapa hal yang bisa dilakukan dengan Sistem SCADA:
Mengakses pengukuran kuantitatif dari proses-proses yang penting, secara langsung saat itu maupun sepanjang waktu.
Mengakses pengukuran kuantitatif dari proses-proses yang penting, secara langsung saat itu maupun sepanjang waktu.
1.
Mendeteksi dan
memperbaiki kesalahan secara cepat.
2.
Mengukur dan
memantau trend sepanjang waktu.
3. Menemukan dan menghilangkan
kemacetan (bottleneck) dan pemborosan (inefisiensi).
4. Mengontrol
proses-proses yang lebih besar dan kompleks dengan staf-staf terlatih yang
lebih
No comments:
Post a Comment